TEKNIK PENGOLAHAN
TEBU DI PG. MADUKISMO
KARYA
TULIS
Diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti
UN/US Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif 1 Punggur
tahun
pelajaran 2017/2018
Oleh:
Nama
|
:
|
DIAH UMI NUR LATIFAH
|
NIS/NISN
|
:
|
1777
|
Kelas
|
:
|
XII
(Dua Belas)
|
Program
Studi
|
:
|
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
|
MADRASAH ALIYAH (MA) MA’ARIF 1 PUNGGUR
LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Di
Indonesia, lahan pertanian yang paling luas digunakan untuk menanam tebu ada di
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Biasanya lahan pertanian yang sering
digunakan untuk menanam tebu merupakan khas desa atau asset daerah, sehingga
mulai dari tahap penggarapan lahan, penanaman bibit tebu, pemanenan dan
penjualan dilakukan sisitem kontrak. Dan proses pengolahan tebu menjadi gula
pasir ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Setelah tebu dipanen pada
dasarnya harus segera dikirim ke pabrik gula untuk segera diolah. Jika tebu
dibiarkan terlalu lama maka kadar air dan glukosa didalam batang tebu akan
semakin berkurang dan akan berpengaruh pada jumblah yang dihasilkan. Maka dari
itu, tidak lama setelah tanaman tebu dipanen hari itu juga langsung di
distribusikan ke pabrik gula terdekat.
Di indonesia sendiri
tercatat ada beberapa pabrik gula dengan kapasitas produksi sejak jaman
penajajahan Belanda. Beberapa pabrik bahkan kini masih bisa beroperasi dengan
baik dan menjadi tulamg punggung produksi gula nasional. Tidak dapat dipungkiri
lagi, gula adalah bahan yang banyak digunakan sebagai pemanis alami selain
madu. Terlepas dari fungsinya tersebut, gula juga memiliki kadar glukosa yang
nantinya akan diolah menjadi energi.
Dari
uraian latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul dalam karya tulis
ilmiah yaitu “TEHNIK PENGOLAHAN TEBU DI PG MADUKISMO”.
1.2
Batasan Masalah
Agar pembahasan
peneliti ini tidak terlalu meluas maka dalam penelitian ini penulis membuat
batasan masalahnya anatara lain :
1.2.1
Mengenal
tanaman tebu
1.2.2
Tehnik
pengolahan tebu menjadi gula
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan karya tulis ini adalah :
1.3.1
Tujuan
Umum
a.
Penulisan
ingin memperluas serta menambah ilmu, wawasan dan pemahaman tentang produk
gula.
b.
Penulisan
ingin mengetahui tentang tehnik pengolahan tebu menjadi gula.
1.3.2
Tujuan
Khusus
a.
Sebagai
salah satu persyaratan mengikuti UN/US TP 2017/2018.
b.
Menambah
wawasan dan pengetahuan bagi penulis.
c.
Merupakan
kontribusi pengetahuan sebagai khasanah perpustakaan MA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Mengenal Tanaman Tebu
Tebu
merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam di dareah yang
memiliki iklim tropis. Tata cara untuk mengenal varietas tebu secara lengkap.
2.1.1
Ciri-ciri
Tanaman Tebu
Umumnya
tebu berkembang biak secara vegetatif, yakni dengan cara pertunasan.
Pertumbuhan dimulai dari perkembangan akar pada bagian pita akar (root band)
yang terdapat pada batang atau bibit tersebut, sedangkan akar-akar tunas
berkembang pada bagian pita akar yang terdapat pada tunas pertama dan tunas
kedua. Cadangan makanan untuk
tunas-tunas baru tersebut pada awalnya disuplai oleh sistem perakaran
bibit tebu. Sehingga pertunasan tebu bergantung pada sistem perakaran dari
bibit tersebut selama 3-6 minggu sampai seberapa lama akar-akar baru pada tunas
dapat mencukupi kebutuhan air, oksigen dan nutrisi yang diperlukan.
2.1.2
Manfaat
tanaman tebu dari berbagai sisi
a. Dari sisi kesehatan
1) Menjaga kesehatan dari penyakit jantung.
Jika mengonsumsi air tebu secara teratur dapat menjaga metabolisme dalam tubuh
dari kekuarangan cairan, sehingga hal ini dapat menghindarkan dar gejala
stroke. Selain itu, tebu juga banyak mengandung karbohidrat. Sehingga menambah
kekuatan jantung, mata, otak dan juga ginjal.
2) Menjaga kesehatan gigi. Tebu ini juga
digunakan untuk memelihara kesehatan gigi dan juga gusi. Cara yang dapat
dilakukan adalah meminum ekstrak sari
tebu dan ditambah dengan jeruk nipis dan juga garam.
3) Mencegah timbulnya prnyakit. Air tebu
dapat dimanfaatkan untuk menghalau timbulnya berbagai penyakit, seperti
penyakit tenggorokan, flu dan sifat alkali pada tebu membantu mencegah kanker
dan juga prostat.
4) Menyembuhkan penyakit. Tebu dipercaya
dapat mengobati penyakit kuning, karena memeberi kekuatan pada hati yang lemah
akibat penyakit kuning. Selain itu tebu juga menjalankan fungsi ginjal.
b. Dari sisi industri
1) Sebagai bahan utama membuat gula.
Kandungan zat gula yang ada di dalam tebu sangat banyak sehingga tebu dijadikan
bahan utama dalam pembuatan gula.
2) Sebagai bahan pembuat kertas. Dahulu
tebu hanya dimanfaatkan untuk memebuat gul, maka ampas tebu yang dihasilkan
hanya akan terbuang dan dibakar. Seiring berjalannya waktu dan setelah melewati
proses yang cukup panjang, ampas tebu ini dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna,
yaitu kertas.
3) Sebagai bahan pembuatan alkohol. Tetes
atau molase merupakan hasil sampingan dari pabrik gula tebu yang masih padat
dimanfaatkan. Dengan kandungan gulanya yang masih cukup tinggi yaitu sekitar
25% maka tetes tebu dapat dimanfaatkan untuk memebuat alkohol.
4) Sebagai pembangkit listrik. Pembangkit listrik dari tebu dapat dihasilkan dari ampas tebu pada gilingan terakhir. Hal ini karena ampas pada
gilingan terakhir mengandung unsur- unsur yang dapat digunakan untuk
membangkitkan energi yang dapat digunakan dalam proses pembuatan gula di
pabrik.
c. Dari sisi konsumsi rumah tangga
1) Bahan alternatif Biobriket. Biobriket ini dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif guna memenuhi konsumsi rumah tangga.
Bahan pembuatnya adalah ampas tebu yang dicampur dengan jerami, batubara, serta
perekat dari tepung pati.
2)
Bibuat
minuman ringan – Tebu ini juga dapat dijadikan jus tau es tebu yang rasanya
manis dan segar. Minuman dari tebu ini cocok diminum saat cuaca sedang panas
karena sangat menyegarkan.
3)
Sebagai
penyedap rasa tambahan pada masakan – Tebu ini dapat diolah sebagai penyedap
rasa, tentunya setelah melewati proses yang lumayan panjang.
d.
Dari Sisi Pertanian dan Peternakan
1)
Sebagai
pakan ternak – Karena pada asalnya, tebu ini merupakan suku rumput- rumputan,
maka bagian tebu yang tidak diolah bisa digunakan sebagai pekan hewan ternak,
khususnya ternak ruminansia.
2)
Diolah
menjadi pupuk kompos – Tebu juga dapat diolah menjadi pupuk kompos, karena tebu
ini merupakan bahan organik. Kompos yang dihasilkan dari tebu, menurut
pengamatan dapat meningkatkan penyerapan nitrogen secara sigifikan setelah
pemakaian selama tiga bulan.
2.2 Teknik Pengolahan Tebu Menjadi Gula
Pada
umumnya pemrosesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahap yang
dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi,
pemisahan dan penyelesaian (sugar handling).
A.
Penggilingan
Langkah
pertama dalam proses pembuatan gula adalah pemerahan tebu di gilingan. Pada
proses ini tebu yang ditebang dari kebun dicacah menggunakan alat pencacah
tebu. Biasanya terdiri dari cane cutter, hammer shredder atau
kombinasi dari keduanya. Tebu diperah menghasilkan “nira” dan “ampas”. Nira
inilah yang mengandung gula dan akan di proses lebih lanjut di pemurnian. Ampas
yang dihasilkan pada proses pemerahan ini digunakan untuk berbagai macam
keperluan. Kegunaan utama dari ampas adalah sebagai bahan bakar ketel (boiler)
dan apabil berlebih bisa digunakan sebagai bahan partikel board, furfural,
xylitol dan produk lain.
B.
Pemurnian
Setelah
tebu diperah dan diperoleh “nira mentah” (raw juice), lalu dimurnikan. Dalam
nira mentah mengandung gula, terdiri dari sukrosa, gula invert
(glukosa+fruktosa) ; zat bukan gula, terdiri dari atom-atom (Ca,Fe,Mg,Al)
yang terikat pada asam-asam, asam organik dan an organik, zat warna, lilin,
asam-asam kieselgur yang mudah mengikat besi, aluminium, dan sebagainya. Pada
proses pemurnian zat-zat bukan gula akan dipisahkan dengan zat yang mengandung
gula.
Proses
pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan
cara penyaringan sedangkan secara kimia melalui pemanasan, pemberian
bahan pengendap.
Pada
proses pemurnian nira terdapat tiga buah jenis proses, yaitu :
1. Defekasi
2. Sulfitasi
3. Karbonatasi
Pada
saat ini sebagian besar pabrik gula di Indonesia menggunakan proses sulfitasi
dalam memurnikan nira. Pada proses sulfitasi nira mentah terlebih dahulu
dipanaskan melalui heat exchanger sehingga suhunya naik menjadi
700 C. Kemudian nira dialirkan kedalam defekator dicampur dengan susu
kapur. Fungsi dari susu kapur ini adalah untuk membentuk inti endapan sehingga
dapat mengadsorp bahan bukan gula yang terdapat dalam nira dan terbentuk
endapan yang lebih besar. Pada proses defekasi ini dilakukan secara bertahap (
3 kali ) sehingga diperoleh pH akhir sekitar 8.5 – 10. Reaksi antara kapur dan
phospat yang terdapat dalam nira :
CaCO3
? CaO+CO2
CaO
+ H2O ? Ca(OH)2
+ 15.9 Kcal
Ca(OH)2
? Ca2+ + 2 OH-
3Ca2+
+ 2PO43-
? Ca3(PO4)2
Setelah
itu nira akan dialirkan kedalam sulfitator, dan direaksikan dengan gas SO2.
Reaksi antara nira dan gas SO2 akan membentuk endapan CaSO3, yang
berfungsi untuk memperkuat endapan yang telah terjadi sehingga tidak mudah
terpecah, pH akhir dari reaksi ini adalah 7.Tahap akhir dari proses pemurnian
nira dialirkan ke bejana pengendap (clarifier) sehingga diperoleh nira jernih
dan bagian yang terendapkan adalah nira kotor. Nira jernih dialirkan ke proses
selanjutnya (Penguapan), sedangkan nira kotor diolah dengan rotary vacuum
filter menghasilkan nira tapis dan blotong.
C. Penguapan
Hasil
dari proses pemurnian adalah “nira jernih” (clear juice). Langkah selanjutnya
dalam proses pengolahan gula adalah proses penguapan. Penguapan dilakukan dalam
bejana evaporator. Tujuan dari penguapan nira jernih adalah untuk menaikkan
konsentrasi dari nira mendekati konsentrasi jenuhnya.
Pada
proses penguapan menggunakan multiple effect evaporator dengan kondisi vakum.
Penggunaan multiple effect evaporator dengan pertimbangan untuk menghemat
penggunaan uap. Sistem multiple effect evaporator terdiri dari 3 buah
evaporator atau lebih yang dipasang secara seri. Di pabrik gula biasanya
menggunakan 4(quadrupple) atau 5 (quintuple) buah evaporator.
Pada
proses penguapan air yang terkandung dalam nira akan diuapkan. Uap baru
digunakan pada evaporator badan I sedangkan untuk penguapan pada evaporator
badan selanjutnya menggunakan uap yang dihasilkan evaporator badan I. Penguapan
dilakukan pada kondisi vakum dengan pertimbangan untuk menurunkan titik didih
dari nira. Karena nira pada suhu tertentu ( > 1250 C) akan mengalamai
karamelisasi atau kerusakan. Dengan kondisi vakum maka titik didih nira akan
terjadi pada suhu 700 C. Produk yang dihasilkan dalam proses penguapan
adalah ”nira kental” .
D. Kristalisasi
Proses
kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan
kristaliasi dalam pan masak ( crystallizer ) nira kental terlebih
dahulu direaksikan dengan gas SO2 sebagai bleaching dan untuk menurunkan
viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi gula dikenal sistem masak
ACD, ABCD, ataupun ABC.
Tingkat
masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila HK nira
kental > 85 % maka dapat dilakukan empat tingkat masakan (ABCD). Dan apabila
HK nira kental < 85 % dilakukan tiga tingkat masakan (ACD). Pada saat ini
dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan
ACD, dengan masakan A sebagai produk utama.
Langkah
pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat) untuk
diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara
terus menerus koefisien kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh
maka akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat
bibit, yaitu dengan memasukkan bibit gula kedalam pan masak kemudian melakukan
proses pembesaran kristal. Pada proses masak ini kondisi kristal harus
dijaga jangan sampai larut kembali ataupun terbentuk tidak beraturan.
Setelah
diperkirakan proses masak cukup, selanjutnya larutan dialirkan ke palung
pendingin (receiver) untuk proses Na – Kristalisasi. Tujuan dari palung
pendingin ialah : melanjutkan proses kristalisasi yang telah terbentuk dalam
pan masak, dengan adanya pendinginan di palung pendingin dapat menyebabkan
penurunan suhu masakan dan nilai kejenuhan naik sehingga dapat mendorong
menempelnya sukrosa pada kristal yang telah terbentuk. Untuk lebih
menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung pendingin dilengkapi
pengaduk agar dapat sirkulasi
E. Pemisahan (CentrifugalProcess)
Setelah
masakan didinginkan proses selanjutnya adalah pemisahan. Proses pemisahan
kristal gula dari larutannya menggunakan alat centrifuge atau
puteran. Pada alat puteran ini terdapat saringan, sistem kerjanya yaitu dengan
menggunakan gaya sentrifugal sehingga masakan diputar dan strop atau larutan
akan tersaring dan kristal gula tertinggal dalam puteran. Pada proses ini
dihasilkan gula kristal dan tetes. Gula kristal didinginkan dan dikeringakan
untuk menurunkan kadar airnya. Tetes di transfer ke Tangki tetes untuk di jual.
F. Proses Packing
Gula
Produk dikeringkan di talang goyang dan juga diberikan hembusan uap kering.
Produk gula setelah mengalami proses pengeringan dalam talang goyang, ditampung
terlebih dahulu ke dalam sugar bin, selanjutnya dilakukan pengemasan atau
pengepakan. Berat gula dalam pengemasan untuk masing-masing pabrik gula tidak
sama, ada yang per sak plastiknya 25 kg atau 50 kg. Setelah itu gula yang
berada di sak plastik tidak boleh langsung dijahit, harus dibuka dulu supaya
temperatur gula dalam sak plastik mengalami penurunan suhu/temperatur. Suhu
gula dalam karung tidak boleh lebih dari 30 oC/suhu kamar, setelah gula
dalam plastik dinyatakan dingin maka boleh dijahit. Jika gula dalam sak plastik
dalam keadaan panas dijahit maka berakibat penurunan kualitas gula.
BAB III
LAPORAN HASIL OBSERVASI
3.1
Sejarah Singkat Berdirinya PG Madukismo
Pabrik
Gula Madukismo berada di Desa Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta. Pabrik gula yang berdiri pada tanggal 14 Juni 1955 tidak saja
sebagai legendaris namun juga memiliki hubungan dengan Jembatan Kwai di
Thailand.Pabrik Pabrik Gula Madukismo atau PG/PS Madukismo ini tidak hanya
memproses tebu menjadi gula saja namun ada spritus dan alkohol yang turut
diprosesnya.
Pabrik Gula Madukismo yang pembangunannya diprakasai oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX mulai berproduksi pada tahun 1958. Peresmiannya
dilakukan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Ir Soekarno sebagai presiden Indonesia
yang pertama. Lokasi pabrik gula berada di atas tanah bangunan Pabrik Gula
Padokan yang merupakan salah satu dari 17 pabrik gula buatan Belanda dan
dihanguskan di masa pemerintahan Jepang.
Dibangun
di atas lahan seluas 269.410 m2 yang
sebagian merupakan bekas tanah pabrik gula Padokan dan sebagian lagi berasal
dari tanah sawah milik penduduk sekitar. Dengan adanya Pabrik Gula Madukismo
dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar setelah peristiwa
pembumihangusan pabrik-pabrik gula buatan Belanda.
Pada tahun 1955-1962 perusahaan swasta PT bergabung dengan
perusahaan negara dibawah BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum-Perusahaan Perusahaan
Negara). Pada tahun 1962-1966 diadakan kontrak manajemen dengan PT. Rajawali
Nusantara Indonesia (RNI). Pada tanggal 24 Februari 2004, PT. Madubaru menjadi
perusahaan mandiri. Produksi utama dari PG Madukimo adalah gula pasir dengan
kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih). Mutu
produksi dipantau langsung oleh P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia).
3.2
Visi dan Misi Perusahaan
3.1.1
Visi
PG. Madukismo.
PT
Madu Baru menjadi perusahaan agro industri yang unggul di Indonesia dengan
petani sebagai mitra sejati.
3.1.2
Misi
PG. Madukismo.
1) Menghasilkan gula dan etanol yang
berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri dei Indonesia.
2) Meghasilkan produk dengan memanfaatkan
teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif
memeberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan
dengan petani.
3) Mengembangkan produk atau bisnis baru
yang mendukung bisnis inti.
4) Menempatkan karyawan dan Stackholder
lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan produksi
dan pencapaian share holder value.
3.3
Sumber Daya Manusia
PT.
Madubaru tidak beroprasi 1 tahun penuh, tetapi hanya ketika musim panen tebu
saja, lamanya sekitar 6 bulan yang berlangsung antara bulan Mei – Oktober.
Ketika musim produksi tiba, PT Madubaru memiliki tenaga kerja sebanyak 4500
orang yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a)
Karyawan
tetap
Karyawan
tetap hanya berjumlah sekitar 400 orang dan bekerja penuh selama 1 tahun.
Karyawan golongan ini diberi fasilitas kesehatan baik untuk dirinya maupun
keluarganya juga diberi tunjangan gaji.
b)
Karyawan
kontrak
Karyawan
kontrak waktu tertentu karyawan golongan ini ada sekitar 1000 orang, dan hanya
bekerja ketika musim produksi. Karyawan ini juga mendapat fasilitas kesehatan,
tetapi hanya untuk dirinya sendiri, tidak untuk keluarganya.
c)
Karyawan
borongan
Karyawan
borongan adalah karyawan dengan jumblah terbanyak, yaitu sekitar 3000 orang
atau lebih. Karyawan ini hanya bekerja selama masa produksi, dan akan
dihentikan ketika usia produksi usai.
3.4
Bahan Baku (Material)
Bahan
baku utama dalam pembuatan gula di PT Madubaru adalah tebu. Untuk mendapatkan
bahan baku ini, PT Madubaru bekerjasama dengan para petani lokal yang ada
disekitarnya. Luas lahan yang digunakan untuk penanaman tebu ini sekitar
5000-6000 hektar. Usia tebu yang digunakan untuk membuat gula di PT Madubaru
ini berkisar antara 8-12 bulan. Jenis varietas tebu yang dipilih sebagai bahan
baku pembuatan gula adalah varietas tebu yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
a.
Pertumbuhan
cepat
b.
Tahan
terhadap hama penyakit
c.
Umur
masa pendek
d.
Rendemen
tinggi
3.5
Faktor Penghambat PG Madukismo.
Faktor
penghambat yang terdapat di PG Madukismo sebagai berikut :
a. Adanya mesin-mesin produksi yang rusak.
b. Adanya pegawai yang kurang disiplin.
c. Sulitnya jalan akses PT. Madukismo atau
PG. Madukismo.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian penulis dapat mengambil kesimpulan diantaranya :
4.1.1
Penanaman
atau produksi tebu harus memperhatikan iklim.
4.1.2
Tanaman
tebu dapat dimanfaatkan dari berbagai sisi diantaranya kesehatan, industri, konsumsi
rumah tangga, pertanian dan peternakan.
4.1.3
Teknik
pengolahan tebu menjadi gula melalui beberapa tahan yakni penggilingan,
pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan dan proses packing.
4.2
Saran
Dari
kesimpulan diatas penulis memberi beberapa saran diantaranya :
4.2.1
Disarankan kepada para
petani tebu ketika menanam tebu memperhatikan
iklim agar dapat tumbuh subur.
4.2.2
Disarankan
bagi para pembaca untuk lebih memahami tanaman tebu dengan ciri-ciri yang sudah
disebutkan.
4.2.3
Bagi
para pembaca untuk lebih memahami tentang manfaat tanaman tebu dari berbagai
sisi.
4.3
Penutup.
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah serta Inayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
Selanjutnya
penulis mengucapkan rsa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan karya tulsi ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amin
Ya Rabbal ‘Alamin.
Penulis.
No comments:
Post a Comment