PROSES PENGOLAHAN LIMBAH TEBU MENJADI ALKOHOL DAN
SPIRTUS
KARYA
TULIS
Diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti
UN/US Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif 1 Punggur
tahun
pelajaran 2017/2018
Oleh:
Nama
|
:
|
IMRO’ATUL KHASANAH
|
NIS/NISN
|
:
|
1779
|
Kelas
|
:
|
XII
(Dua Belas)
|
Program
Studi
|
:
|
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
|
MADRASAH ALIYAH (MA) MA’ARIF 1 PUNGGUR
LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan Alkohol sebagai bahan kimia
dewasa ini cukup luas. Antara lain untuk keperluan Kosmetik, Obat-obatan, bahan
pelarut, bahan bakar, bahan pengawet dan untuk pembuatan bahan kimia lain,
seperti Asam Asetat, Aseton, Eter dan lain-lain.Penggunan Alkohol dalam skala
industri dari tahun ketahun semakin meningkat sesuai dengan meningkatkan jenis
penggunaannya. Tetes Tebu (Molase) adalah salah satu hasil samping pabrik
gula yang masing mempunyai nilai-nilai
ekonomi yang tinggi sekitar 52% (Baikow, 1982), sehingga memungkinkan dijadikan
bahan baku berbagai industri.
Pada umumnya sebagai
media untuk produksi alkohol secara komersial pada industri fermentasi alkohol
di Indonesia dipakai tetes (Molase) yang bias didapatkan secara luas dan murah.
Dalam bidang kimia, Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
apapun yang memiliki gugus Hidroksil (-OH) yang terikat pada Atom Hidrogen dan atau
Atom Karbon lainnya.
Salah satu produk samping dari industri
gula pasir dadri Tebu adalah Molase. Molase mengandung gula yang tidak
mengkristal. Gula tersebut dapat dimanfaatkan untuk memproduksi Etanol melalui
proses fermentasi.
Spirtus adalah alkohol yang mempunyai
konsentrasi yang digunakan sebagai pelarut dan bahan bakar minyak yang tidak
menimbulkan jelaga. Metanol merupakan alkohol yang tidak berwarna, larut dalam
air, dan bersifat racun. Metanol sering dipakai sebagai bahan bakar, anti
pembekuan, dan pelarut. Spirtus biasanya berwarna biru atau ungu karena
ditambah Metylen Violet. Selain itu, Spirtus juga akan mengalami penambahan zat
beracun seperti Tembaga Sulfat agar tidak salah digunakan sebagai minuman
keras. Limbah tetes tebu dari pabrik gula dapat diolah menjadi menjadi spirtus.
Spirtus banyak digunakan untuk bahan bakar. Proses pembuatan spirtus merupakan
proses alkohol terdenaturasi yaitu etanol yang diberi tambahan zat beracun
supaya alkoholnya tidak diminum.
Dengan alasan tersebut, maka penulis
mengambil judul “PROSES PENGOLAHAN LIMBAH TEBU MENJADI ALKOHOL DAN SPIRTUS”.
1.2 Batasan Masalah
1.2.1
Pengertian
Limbah
1.2.2
Proses
Pengolahan Limbah Menjadi Alkohol dan Spirtus
1.2.3
Karakteristik
Limbah
1.2.4
Pemanfaatan
Pengolahan Limbah Menjadi Alkohol dan Spirtus
Dalam
penulisan karya tulis ini, Penulis membatasi masalah yang akan di uraikan lebih
lanjut agar tidak terlalu meluas pembahasannya.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Karya tulis ini
disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti
UN/US pada tahun ajaran 2017/2018 di Madrasah Aliyah Ma’arif 01 Punggur.
1.3.2
Menambah wawasan
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca tentang proses pengolahan
limbah tebu menjadi alkohol dan spirtus.
1.3.3
Untuk mengetahui
jenis-jenis limbah.
1.3.4
Untuk mengetahui
proses pengolahan limbah tebu.
1.4 Waktu dan Tempat
Observasi.
Observasi dilakukan pada tanggal 21
Desember 2016 yang bertempat di PG. Madukismo di desa Tirtonimolo, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.5 Metode
Penelitian
Metode yang penulis lakukan pada saat
kunjungan yaitu Interview dan Observasi.
1.5.1 Interview
Pengunjung melakukan tanya jawab
langsung kepada karyawan di PG. Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
1.5.2 Observasi
Pengunjung melakukan pengamatan secara
langsung di PG. Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Limbah
Limbah merupakan buangan atau sisa yang
dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industri maupun domestic (rumah
tangga). Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi
dua, yaitu limbah padat dan limbah cair.
Limbah menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sisa proses produksi bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian
pabrik mencemarkan air di daerah sekitarnya.
2.1.1 Limbah Padat.
Limbah padat adalah
limbah yang bersifat kering, tidak berpindah, kecuali ada yang memindahkannya
seperti:
A. Blothong.
Endapan
kotoran dari nira tebu yang terjadi distasiun pemurnian nira dipisahkan dengan
alat Rotary Vacum Filter, dimanfaatkan untuk pupuk tanaman lain, bisa juga
dimanfaatkan untuk bahan bakar.
B. Pasir
atau Lumpur.
Kotoran
yang terbawa oleh nira mentah, dipisahkan dengan Dorrclone, dimanfaatkan untuk
urug lahan atas permintaan masyarakat.
C. Abu
Ketel Uap.
Sisa
pembakaran di stasiun ketel uap, ditampung dengan lori jading dan dimanfaatkan
juga untuk urug lahan yang memerlukan. Sekarang untuk bahan baku pupuk “Mix
Madros”.
D. Debu
atau Langes Ketel Uap.
Debu
atau Langes yang terbawa keluar lewat cerobong asap, ditangkap dengan alat penangkap
debu (Dust Collector) dan ditampung dalam lori jading.
2.1.2 Limbah Cair.
Limbah cair adalah limbah yang berwujud
cair dan terlarut dalam air, selalu berpindah dan tidak pernah diam seperti air
bekas pencucian pakaian.
A. Bocoran
Minyak Pelumas.
Berasal
dari pelumas mesin-mesin di stasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air
cucian kendaraan garansi pabrik. Bocoran minyak pelumas ini dipisahkan dari air
limbah di dalam bak penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum-drum untuk
dimanfaatkan lagi.
B. Limbah
Soda.
Berasal
dari cucian pan-pan dan penguapan dipabrik gula yang kandungan COD dan BOD nya
cukup tinggi. Jumblahnya relative sedikit, pengolahannya dikikutkan di UPLC
yang ada.
C. Vinnase
(Slop).
Berasal dari
sistem penyulingan alkohol di stasiun sulingan, PS. Madukismo, jumblahnya cukup
besar sekitar 20 m3/jam suhu 900, PH 4-5, warnanya coklat
hitam.
2.2 Karakteristik
Limbah.
2.2.1
Jenis-jenis
Limbah.
A. Limbah Cair.
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil
usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 Th 2001). Jenis-jenis limbah cair
dapat digolongkan berdasarkan pada :
1. Sifat
Fisika dan sifat agregat keasaman. Sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat
diukur dengan menggunakan metode Titrimetik.
2. Parameter
logam, contoh Arsentik (As) dengan metode SSA.
3. Anorganik
non metalik, contohnya Amonia (NH3-N) dengan metode biru indofenol.
4. Organik
agregat, contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
5. Mikroorganisme,
contohnya E coli dengan MPN.
6. Sifat
khusus, contohnya Asam Borat (H3BO3) dengan metode
Titrimetik.
B. Limbah Padat.
Limbah
padat adalah hasil hubungan industri yang berupa padat lumpur atau bubur yang
berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat
rumah tangga. Limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan,
pertanian serta tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat seperti kayu,
kertas, kain, tiruan plastic, metal, organik, bakteri, kulit telur dan
lain-lain.
Sumber-sumber
dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, limbah nuklir, pengawet buah, ikan, atau daging. Secara garis besar
limbah padat terdiri dari :
1. Limbah
padat yang mudah terbakar.
2. Limbah
padat yang sukar terbakar.
3. Limbah
padat yang mudah memburuk.
4. Limbah
padat yang dapat didaur ulang.
5. Limbah
Radioaktif.
6. Limbah
bongkaran bangunan.
7. Limbah
lumpur.
2.3 Pemanfaatan Pengolahan Limbah Menjadi Alkohol
dan Spirtus.
Manfaat yang diperoleh dari pengolahan
limbah PG. Madukismo menjadi alkohol dan spirtus antara lain :
1. Dapat
mengolah limbah menjadi sesuatu yang berguna.
2. Mengurangi
tingkat pencemaran karena limbah.
3. Memenuhi
kebutuhan akan alkohol dan spirtus.
4. Menambah
pendapatan bagi pabrik
5. Menambah
pendapatan pajak bagi negara.
6. Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
7. Menghemat
sumber daya alam.
BAB III
LAPORAN HASIL OBSERVASI
3.1 Sejarah Singkat
PG. Madukismo.
PG-PS Madukismo adalah satu-satunya
pabrik gula dan pabrik alkohol/spirtus di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan Nasional,
khusunya Gula Pasir. Sebagai perusahaan padat karya yang banyak menampung
tenaga kerja dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perusahaan ini dibangun tahun 1955 atas
prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang diresmikan oleh Presiden RI pertama
Ir. Soekarno. Pabrik gula mulai memproduksi tahun 1958 dan pabrik spirtus mulai
memproduksi tahun 1959.
PT Madu Baru dibangun
diatas lokasi Bangunan Pabrik Gula Padukan (satu diantaranya dari 17 Pabrik
Gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibangun Pemerintahan Belanda, tetapi
dibumi hanguskan pada masa Pemerintahan Jepang), yang terletak di Desa Padokan,
Kelurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Status dariperusahaan ini adalah
Perseroan Terbatas, didirikan tanggal 14 juni 1955 diberi nama “Pabrik-Pabrik
Gula Madu Baru PT” (P2G Madu Baru PT), memiliki dua pabrik :
·
Pabrik Gula ( PG
Madukismo)
·
Pabrik Alkohol /
Spirtus (PS) Madukismo
Pada awal berdiri perusahaan ini pemilik
saham 75% adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX sedangkan 25% nay adalah milik
pemerintah RI (Depertemen Pertanian RI). Saat ini telah dirubah menjadi 65%
milik Sri Sultan Hamengkubuwono X dan 35% milik pemerintah (dikuasakan kepada
PT. Rajawali Nusantara Indonesia, sebuah perusahaan BUMN).
Perkembangan Perusahaan :
Tahun 1955-1962 : Perusahaan Swasta (PT)
Tahun 1962-1966 : Bergabung dengan Perusahaan Negara dibawah
BPU-PPN
(Badan Pimpinan Umum-Perusahaan Negara), karena adanya Policy Pemerintah RI
yang mengambil alih semua perusahaan di Indonesia.
Tahun 1966 : BPU-PPN Bubar. PG di Indonesia boleh memilih
tetap
sebagai Perusahaan Negara atau keluar menjadi Perusahaan Swasta (PT). PT MADU
BARU memilih Perusahaan Swasta.
Tahun 1966-1984 : PT MADU BARU kembali menjadi Perusahaan
Swasta.
Dengan susunan direksi yang dipimpin Sri
Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Presiden Direktur.
Tanggal 4 Maret 1984- 24 Februari 2004
diadakan kontrak manajemen dengan PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (RNI) yaitu
salah satu BUMN milik Departemen Keuangan RI.
Tanggal 24 Februari 2004- sekarang PT
MADUBARU menjadi perusahaan mandiri yang dikelola secara professional dan
independent.
3.2 Visi dan Misi
Perusahaan.
3.2.1
Visi PG.
Madukismo.
PT
Madu Baru menjadi perusahaan agro industri yang unggul di Indonesia dengan
petani sebagai mitra sejati.
3.2.2
Misi PG.
Madukismo.
1) Menghasilkan
gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan
industri dei Indonesia.
2) Meghasilkan
produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola
secara professional dan inovatif memeberikan pelayanan yang prima kepada
pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
3) Mengembangkan
produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
4) Menempatkan
karyawan dan Stackholder lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses
penciptaan keunggulan produksi dan pencapaian share holder value.
3.3 Pengertian
Produksi PG. Madukismo.
Pabrik Gula
Madukismo adalah sebuah pabrik gula yang sangat besar karena hasil produksinya.
Dalam produksinya, Pabrik Gula Madukismo menghasilkan berbagai limbah mulai
dari limbah padat, cair, gas, dan lain-lain. Limabah cair di PG Madukismo ini
bisa dimanfaatkan, salah satunya adalah dalam pembuatan alkohol. Dalam bentuk
cairan, limbah industri ini berbahaya karena merusak ekosistem air. Proses
pembuatan alkohol secara industri tergantung bakunya. Bahan yang mengandung
gula biasanya atau sedikit saja memerlukan pengolahan pendahuluan. Tetapi
bahan-bahan yang mengandung pati atau Seluloda harus dihidrolisis terlebih dahulu
menjadi gula yang dapat difermentasi.
3.4 Proses
Pengolahan Limbah Menjadi Alkohol dan Spirtus .
Berdasarkan
keputusan Meteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.02/MENKIH/1988,
yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup,
zat, energy, dan komponen lain kedalam air/udara, dan berubahnya tatanan
(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau proses dalam sehingga kualitas
udara/air menjadi kurang atau dengan semakin meningkatnya perkembangan sektor industri
dan transportasi, baik industri minyak, dan gas bumi, pertanian, industri
kimia, industri logam dasar, industri jasa dan jenis aktivitas manuusia
lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan, udara
dan tanah akibat berbagai kegiatan tersebut.
Untuk
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh berbagai aktivitas tersebut,
maka perlu dilakukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan baku mutu lingkungan, termasuk baku mutu air, baku mutu limbah cair,
baku mutu udara ambient, baku mutu udara emisi dan sebagainya.
3.4.1
Jenis Limbah
Yang Digunakan Dalam Permbuatan Alkohol dan Spirtus.
Dalam
proses pembuatan alkohol dan spirtus di PS. Madukismo, limbah yang digunakan
merupakan hasil samping (limbah cair) dari pengolahan gula di PG Madukismo
yaitu tetes tebu (Molasse).
Tetes
tebu (Molasse) adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu
(Saccharum Officinarum). Tetes tebu berupa cairan kental dan diperoleh dari
tahap pemisahan kristal gula. Molasse tidak dapat lagi dibentuk menjadi Sukrosa
namun masih mengandung gula dengan kadar tinggi asam amino dan mineral. Tingginya
kandungan gula dalam dalam Molasse sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan
baku Bioetanol. Molasse masih mengandung gula yang cukup untuk dapat
menghasilkan Etanol dengan proses fermentasi, biasanya pH Molasse berkisar
antara 5,5 - 6,5. Molasse yang masih mengandung kadar gula sekitar 10 – 18%
telah memberikan hasil yang memuaskan dalam pembuatan Etanol.
3.5 Pemanfaatan
Limbah di PG. Madukismo
3.5.1 Limbah
Bagasse.
Semula
banyak dimanfaatkan oleh pabrik kertas, namun karena tuntutan kualitas kertas
dan sudah banyak tersedia bahan baku kertas lain yang lebih berkualitas,
sehingga pabrik kertas jarang menggunakannya.
3.5.2 Limbah
Blotong.
Selama
ini pemanfaatan blotong umumnya adalah sebagai pupuk organik, dibeberapa PG
daur ulang blotong menjadi pupuk yang kemudian digunakan untuk produksi tebu di
wilayah-wilaayah tanam para petani tebu.
3.5.3 Limbah
Tetes.
Tetes
merupakan bahan yang kaya akan karbohidrat, yang mudah larut (48 – 68%),
kandungan mineral yang cukup dan disukai ternak karena baunya manis. Selain
itu, tetes juga mengandung Vitamin B komplek yang sangat berguna untuk sapi
yang masih pedet. Tetes mengandung mineral kalium yang sangat tinggi sehingga
pemakaiannya pada sapi harus dibatasi maksimal 1,5 – 2 kg / ekor / hari.
Penggunaan tetes sebagai sumber energi dan meningkatkan nafsu makan, selain itu
juga untuk meningkatkan kualitas bahan pakan dengan meningkatkan daya cerna.
3.6 Sumber Daya
Manusia.
3.6.1
Ketenaga
Kerejaan.
PT.
Madubaru tidak beroprasi 1 tahun penuh, tetapi hanya ketika musim panen tebu
saja, lamanya sekitar 6 bulan yang berlangsung antara bulan Mei – Oktober.
Ketika musim produksi tiba, PT Madubaru memiliki tenaga kerja sebanyak 4500
orang yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a)
Karyawan tetap
hanya berjumlah sekitar 400 orang dan bekerja penuh selama 1 tahun. Karyawan
golongan ini diberi fasilitas kesehatan baik untuk dirinya maupun keluarganya
juga diberi tunjangan gaji.
b)
Karyawan kontrak
waktu tertentu karyawan golongan ini ada sekitar 1000 orang, dan hanya bekerja ketika
musim produksi. Karyawan ini juga mendapat fasilitas kesehatan, tetapi hanya
untuk dirinya sendiri, tidak untuk keluarganya.
c)
Karyawan
borongan adalah karyawan dengan jumblah terbanyak, yaitu sekitar 3000 orang
atau lebih. Karyawan ini hanya bekerja selama masa produksi, dan akan
dihentikan ketika produksi usai.
3.6.2
Pengatuiran Jam
Tenaga Kerja.
Pengaturan
:
Shift kerja di PT.
Madubaru adalah sebagai berikut :
a)
Jam kerja kantor
Senin – Kamis : Jam 06:30 – 15:00 WIB
Jum’at
– Sabtu : Jam 06:30 – 11:30 WIB
Istirahat : Jam 11:30 – 12:30 WIB
b)
Jam kerja
produksi (masa giling)
Shift
Pagi : Jam 06:00 – 14:00 WIB
Shift
Siang : Jam 14:00 – 22:00 WIB
Shift
Malam : Jam 22:00 – 06:00 WIB
3.6.3
Bahan Baku
(Material).
Bahan
baku utama dalam pembuatan gula di PT. Madubaru bekerjasama dengan para petani
lokal yang ada disekitarnya. Luas lahan yang digunakan untuk penanaman tebu ini
sekitar 5000-6000 hektar. Usia tebu yang digunakan untuk membuat gula di PT.
Madubaru ini berkisar antara 8-12 bulan. Jenis varietas tebu yang dipilih
sebagai bahan baku pembuatan gula adalah varietas tebu yang memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
a. Pertumbuhan
cepat.
b. Tahan
terhadap hama penyakit.
c. Umur
masak pendek, hasil panen perhektar tinggi.
d. Rendemen
tinggi.
3.7 Faktor
Penghambat PG Madukismo.
Faktor
penghambat yang terdapat di PG Madukismo sebagai berikut :
a. Adanya
mesin-mesin produksi yang rusak.
b. Adanya
pegawai yang kurang disiplin.
c. Sulitnya
jalan akses PT. Madukismo atau PG. Madukismo.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan.
4.1.1
Limbah adalah
sisa pembuangan dari perusahaan atau produksi.
4.1.2
Dalam proses
pembuatan alkohol dan spirtus di PS Madukismo, limbah yang digunakan merupakan
hasil samping (limbah cair) dari pengolahan gula PG. Madukismo.
4.1.3
Salah satu efek
yang ditimbulkan dari mudahnya pengolahan alkohol dan spirtus yang berasal dari
PG. Madukismo akan menyebabkan distribusi dan penyalahgunaan alkohol dan
spirtus di masyarakat semakin meluas.
4.1.4
Keunggulan
alkohol dan spirtus hasil olahan limbah PG. Madukismo yaitu lebih alami dan
dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk.
4.1.5
Manfaat yang
diperoleh dari pengolahan limbah PG. Madukismo menjadi alkohol antara lain :
a.
Dapat mengolah
limbah menjadi sesuatu yang berguna.
b.
Mengurangi
tingkat pencemaran karena limbah.
c.
Memnuhi
kebutuhan akan alkohol.
d.
Mendapat
pendapatan pajak bagi negara.
e.
Menambah penadapatan
pajak bagi negara.
f.
Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
g.
Menghemat sumberdaya
alam.
4.2
Saran.
4.2.1
Dalam proses pengolahan
produk, suatu produk tidak lepas dari suatu zat yang disebut limbah. Limbah
merupakan zat yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan apabila hanya
dibuang disembarang tempat tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dahulu.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan maka kita harus mengolah limbah
sebelum dibuang, dan akan lebih baik lagi apabila kita bisa mengubahnya menjadi
zat yang lebih berguna.
4.2.2
Dalam pengolahan
yang baik limbah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Oleh
karena itu kita harus cermat dalam memanfaatkan limbah hasil produksi.
4.3
Penutup.
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah serta Inayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
Selanjutnya
penulis mengucapkan rsa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan karya tulsi ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amin
Ya Rabbal ‘Alamin.
Penulis.
DAFTAR
PUTAKA
Http//
aidirifaldi.blogspot.com
Http//Krismiyashare.blogspot.co.id
KBBI.co.id
Http//Google.co.id
No comments:
Post a Comment