Friday, October 27, 2017

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MENJADI PUPUK ORGANIK




PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MENJADI
 PUPUK ORGANIK

KARYA TULIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti UN/US Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif 1 Punggur
tahun pelajaran 2017/2018

 







Oleh:
Nama
:
MUKHLIS KHOIRUN NISA’
NIS/NISN
:
1730
Kelas
:
XII (Dua Belas)
Program Studi
:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

logo-lembaga.jpg
MADRASAH ALIYAH (MA) MA’ARIF 1 PUNGGUR
LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2017/2018



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah.
Pertanian Organik ditakrifkan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang berdasarkan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dalam mendukung produksi bersih diindustri Gula adalah pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan dalam proses produksi. Didalam setiap proses produksi gula menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat seperti ampas tebu.
 Di PG. Madukismo limbah hasil produksi gula dimanfaatkan menjadi beberapa bahan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Diantara limbah-limbah tebu salah satunya adalah limbah padat (pupuk organik). Limbah padat ini diproses melalui pengolahan secara termofil yang bisa dimanfaatkan kembali untuk memupuk tanaman tebu di PG. Madukismo. Supaya tanaman tebu menjadi lebih baik dan bisa memperbaiki tanah merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun.


Oleh karena itu dari latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MENJADI PUPUK ORGANIK”. Dengan demikian karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca umumnya.

1.2  Batasan Masalah.
Dari latar belang masalah diatas penulis tertarik untuk membatasi masalah sebagai berikut :
1.2.1                  Sejarah pupuk organic.
1.2.2                  Macam-macam limbah tebu
1.2.3                  Manfaat limbah tebu.

1.3  Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan disusunnya karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.3.1        Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti UN/US pada tahun pelajaran 2017/2018 di Madrasah Aliyah 1 Punggur.
1.3.2        Untuk menambah wawsan tentang sejarah tanaman tebu.
1.3.3        Untuk mengetahui tentang macam-macam limbah tebu.
1.3.4        Untuk menambah wawasan khususnya penulis dan umumnya pembaca tentang manfaat limbah tebu.

1.4  Waktu dan Tempat Observasi.
Observasi dilakukan pada hari rabu tanggal 21 Desember 2016 yang bertempat di PG. Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
1.5  Metode Penelitian.
Metode penelitian yang dilakukan penulis pada waktu penelitian yaitu Interview dan Observasi :
1.1.1                  Interview.
Interview adalah metode penelitian yang di lakukan dengan bertatap muka secara langsung antara pewawancara dan narasumber, untuk dimintai keterangan yaitu tanya jawab langsung kepada salah satu karyawan yang bekerja di PG Madukismo Yogyakarta.
1.1.2                  Observasi.
Observasi adalah metode penelitian atau pengamatan untuk meninjau secara langsung di lapangan guna melihat dengan jelas sarana dan prasarana yang ada serta kegiatan apa saja yang dilakukan di PG. Madukismo Yogyakarta.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1          Sejarah Pupuk Organik.
Sejarah pupuk diperkirakan sudah mulai dari permulaan dari manusia mengenal bercocok tanam >5.000 tahun yang lalu. Bentuk pemupukan untuk memperbaiki kesuburan tanah terdapat pada kebudayaan tua manusia di negeri-negeri yang terletak di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indrus, di Cina ,Amerika Latin, dan sebagainya (Honcamp, 1931). Lahan-lahan pertanian yang terletak disekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap hari.
Di Indonesia sebenarnya pupuk organik itu sudah lama dikenal para petani. Namun, pada saat ini kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumblahnya lebih sedikit daripuppuk organik, harganya pun relative lebi murah karena disubsidi dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat bergantung pada pupuk buatan, sehinnga berdampak negative terhadap lingkungan hidup dan perkembangan produksi pertanian.
Pupuk organik pertama kali dikomersialkanoleh dua orang yang bernama F. Nobbe dan L. Hiltner. Proses penginokulasi benih dengan biakan nutrisi yang di patenkan. Inkular ini dipasarkan dengan nama hitragin, yang sudah lama diproduksi di Amerika Serikat. Pada tahun 1930-an dan 1940-an berjuta-juta Hektar lahan di Uni Soviet yang ditanami dengan berbagai tanaman diinokulasi dengan Azotobakter. Bakteri ini diformulasikan dengan berbagai cara dan disebut sebagai pupuk bakteri Azotobakterin.

2.2         Macam-macam Limbah Tebu.
2.2.1        Limbah Padat.
Limbah Padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya :
A.    Blotong.
Merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira, berupa endapan berbentuk padatan semi basah dengan kadar air 50-70%, dalam sehari dapat dihasilkan 3,8 – 4% dari jumblah tebu yang digiling. Blotong dimanfaatkan sebagai tanah urug dan pengeras jalan.
B.     Ampas Tebu.
Ampas tebu adalah salah satu residu dan proses penggalian tanaman tebu setelah diekstrak atau dikeluarkan niranya pada
industri pemurnian gula sehingga diperoleh hasil samping sejumblah besar produk limbah berserat yang dikenal sebagai ampas tebu (Bagasse).
2.2.2        Limbah Cair.
Limbah cair dari pabrik gula terdiri dari air bekas kondensur dan air cuci tapisan. Limbah-limbah cair tersebut tidak mengandung senyawa-senyawa berbahaya, hanya minyak yang terbawa dalam air cucian dan angka BODnya yang perlu mendapatkan pengontrolan.
2.2.3        Limbah Gas.
Limbah gas pada pabrik gula umunya adalah asap cerobong yang merupakan gas sisa pemabakaran dari ketel uap. Asap cerobong ini dapat digolongkan sebagai Aerosol.
Asap cerobong yang mengandung partikel-partikel arang yang berasal dari pembakaran ampas merupakan asap berbahaya sehingga tidak boleh langsung dibuang keudara tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2.3         Manfaat Limbah Tebu.
Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industri maupun domestic (rumah tangga) menurut peraturan pemerintah nomor 101 tahun 2004.


2.3.1        Bahan Pembuatan Pulp Dalam Industri Kertas.
Manfaat tebu juga merupakan salah satu bahan utama yang dapat menjadi pembuatan pulp dalam industri kertas. Dengan menggunakan limbah organic seperti manfaat limbah tebu ini, maka pabrik kertas dapat mengurangi ketergantungan impor dalam produksi kertas mereka.
2.3.2        Sebagai Bahan Bakar Dari Boiler Pabrik Gula.
Limbah tebu bermanfaat sekali, Bogasse yang dihasilkan oleh pabrik gula sebagai limbah, ternyata tidak dibuang begitu saja oleh pihak pabrik. Bogasse ini kemudian dimanfaatkan kembali untuk bahan bakar dari boiler dalam proses pengolahan gula pabrik tersebut.
2.3.3        Campuran Dalam Pembuatan Paving Block.
Manfaat limbah tebu ini juga berguna sebagai salah satu bahan campuran dalam pembuatan paving block. Dinilai lebih ekonomis dan juga dapat menekan biayaproduksi. Hal ini dikarenakan limbah tebu mudah diperoleh dan juga tidak membutuhkan biaya yang besar.
2.3.4        Pembuatan Silica Gel.
Manfaat limbah tebu yang lain merupakan salah satu gel yang kenyal dan biasanya digunakan untuk menyerap racun dan juga udara kotor, dan dapat ditemukan pada produksi makanan dan juga toples.

2.3.5        Pembuatan Tisu.
Manfaat lain dari tebu yang baru-baru ini ditemukan adalah sebagai salah satu bahan dasar dan juga bahan baku dari pembuatan kertas tisu.
2.3.6        Sebagai Bahan Bakar.
Ketika limbah tebu atau bagasse ini bisa di dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler pada pabrik gula, berarti bagasse juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar rumah tangga. Namun demikian, sepertinya masih cukup jarang masyarakat yang menggunakan limbah dari tebu ini sebagai bahan bakar rumah tangga, karena fungsinya sudah tergantikan oleh manfaat gas alam dan gas LPG.
2.3.7        Pupuk Organik.
Manfaat limbah tebu atau bagasse adalah sebagai salah satu pupuk organik. Pupuk saat ini merupakan salah satu kebutuhan penting bagi para petani.

2.4         Pengolahan Limbah Ampas Tebu Menjadi Pupuk Organik
Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, adalah hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Dari satu pabrik dihasilkan ampas tebu sekitar 35 – 40% dari berat tebu yang digiling (Indriani dan Sumiarsih, 1992). Husin (2007) menambahkan, berdasarkan data dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ampas tebu yang dihasilkan sebanyak 32% dari berat tebu giling. Pada musim giling 2006 lalu, data yang diperoleh dari Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) menunjukkan bahwa jumlah tebu yang digiling oleh 57 pabrik gula di Indonesia mencapai sekitar 30 juta ton (Anonim, 2007b), sehingga ampas tebu yang dihasilkan diperkirakan mencapai 9.640.000 ton. Namun, sebanyak 60% dari ampas tebu tersebut dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, bahan baku untuk kertas, bahan baku industri kanvas rem, industri jamur dan lain-lain. Oleh karena itu diperkirakan sebanyak 45 % dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan
(Husin, 2007).
2.4.1        Proses Pengomposan 
A.    Bahan :
Ampas Tebu ( sudah dicacad/dicincang halu)     : 2 – 4 karung
Kotoran ternak                                                     : 1  karung 
Serbuk gergaji                                                      : 1  karung
Sekam padi                                                           : 1  karung
EM4                                                                     : secukupnya
Air                                                                        : secukupnya
Karung goni                                                         : secukupnya

B.     Cara Membuat:
1.      Timbuni campuran Ampas tebu, serbuk gergaji dan sekam padi setinggi 25 cm di atas bedengan berukuran 2,5 x 2,5 meter.
2.      Larutkan kotoran ternak dgan Air jgan terlalu cair  dan tambahkan EM4 secukupnya,.
3.      Kemudian siramkan ke tumpukan bahan sampai merata sambil dilakukan pengadukan
4.      Tutup dengan karung guni yang sudah di basahkan
5.      Balik-balik campuran bahan kompos setelah berlangsung 7 hari
6.      Setelah di proses selama 1 bulan kompos biasanya cukup matang.
7.      Agar pengomposan berhasil, buatlah atap naungan di atas pengomposan sebab air hujan dan penyinaran langsung matahari dapat menggagalkan proses pengomposan.

BAB III
LAPORAN HASIL OBSERVASI

3.1     Sejarah Singkat PG. Madukismo.
Dahulu pabrik ini bernama PG Padokan dengan luasan yang sangat kecil. Pada masa Belanda PG Padokan hancur lebur, atas jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX kemudian didirikan kembali Pabrik Gula Padukan dengan nama Madukismo. Gagasan pendirian pabrik gula Madukismo tujuannya adalah untuk menolong rakyat banyak kehilangan pekerjaan karena dibumi hanguskannya pabrik-pabrik Gula pada waktu itu. Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak orang untuk bekerja. Banyak petani akan terlibat dalam proses penanaman, pemeliharaan tanaman, panen serta di pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja teristimewa pada waktu masa giling.
PG Madukismo dibangun pada tahun 1955 atas prakarsa Sri sultan Hamengkubuwono IX dan diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden Ir. Soekarno.
PG Madukismo pertama kali memulai produksi pada tahun 1958. Sedangakan pabrik spirtus dibangun pada tahun 1959 dan kontraktor utamanya yaitu Machine Fabriek Sanger Hausen, Jerman Timur. Perusahaan ini berstatus Perseroan Terbatas, dan didirikan pada tanggal 14 Juni 1955 dan memiliki dua pabrik yaitu yang pertama Pabrik Gula (PG) Madukismo, yang kedua Pabrik Alkohol atau Spirtus (PS) Madukismo.
Produksi utama dari PT Madubaru adalah Gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Heard Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI(Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia). Produksi sampimgan dari PG Madukismo adalah Alkohol murni (kadar minimal 95%) dan spirtus (kadar minimal 94%) mutu di pantau oleh Balai Penelitian Kimia Departemen Perindustrian dan PT Sacaffindo Indonesia.

3.2    Visi dan Misi
3.2.1        Visi PG. Madukismo.
PT Madu Baru menjadi perusahaan agro industri yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.
3.2.2        Misi PG. Madukismo.
1)      Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri dei Indonesia.
2)      Meghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif memeberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
3)      Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
4)      Menempatkan karyawan dan Stackholder lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan produksi dan pencapaian share holder value.

3.3    Kegiatan Yang Dilakukan di PG. Madukismo
PG Madukismo adalah pabrik gula terbesar yang ada di Yogyakarta yang terletak di Desa Padokan, KelurahanTirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta.
Kami sampai di PG Madukismo sekitar pukul 08:00 WIB langsung menuju aula pertemuan. Di aula pertemuan kami disambut oleh pemandu kunjungan industri yang termasuk salah satu pegawai PG Madukismo. Dengan jelas dan lengkap mereka menerangkan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan di PG Madukismo. Dalam hal ini kami diberi kesempatan untuk bertanya, salah satu teman kami menanyakan tentang kualitas gula menurut warna yang biasa ada dipasaran?.  Warna yang dihasilkan dari filtrasi atau proses penyaringan yng lebih banyak atau lebih sedikit. Misalnya gula tersebut berwarna coklat hal itu karena proses filterisasi yang sedikit dan sebaliknya, ujar pemandu PG Madukismo.
Selanjutnya, kami diajak melihat alat-alat pembuatan gula PG Madukismo secara langsung ke pabriknya yang asiknya perjalan dari aula ke pabrik diantar kereta yang biasanya digunakan untuk para pengunjung yang ingin mengetahui cara pembuatan gula secara langsung.





BAB IV
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

4.1         Kesimpulan
Dari hasil observasi yang penulis lakukan di PG Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
Limbah tebu ynag dihasilkan dari hasil produksi tebu yang meliputi penggilingan, pengeringan. Dari proses produksi tebu terdapat beberapa limbah yaitu :
a)      Limbah Padat.
b)      Limbah Cair.
c)      Limbah Gas
Adapun limbah padat yang utama dimanfaatkan di PG Madukismo. Karena limbah padat yang diolah kembali menjadi pupuk organik bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tebu di PG Madukismo.

4.2         Saran.
Sebelum karya tulis ini berakhir, penulis ingin memberikan saran berdasarkan observasi yang penulis lakukan yaitu :
Dalam proses produksi gula dari tanaman tebu itu banyak menghasilkan limbah yang dapat dimanfaatkan. Maka limbah-limbahyang dapat dimanfaatkan itu agar tidak dibuang begitu saja. Karena limbah-limbah tersebut mempunyai manfaat tersendiri yang berguna untuk memperbaiki tanaman dan kesehatan kulit. Oleh karena itu jangan membuang-buang limbah tebu begitu saja, dan dijadikan limbah-limbah itu untuk dimanfaatkan secara baik.

4.3         Penutup.
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah serta Inayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan rsa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulsi ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.



                                                                                 Penulis.

No comments:

Post a Comment