Kerling nada menggema
Lelap irama padam tak bersua
Lajang; lalang menjulang duka
Jerit nafas beraroma dusta
Lelap irama padam tak bersua
Lajang; lalang menjulang duka
Jerit nafas beraroma dusta
Berwadahkan sunyi,
Lantunan kidung-kidung elegi
Bersyair, menari di atas aksara
Ratap di antara tarian luka
Lantunan kidung-kidung elegi
Bersyair, menari di atas aksara
Ratap di antara tarian luka
Kini,
Kupeluk tepian kebekuan
Ada rentang kasih nan terkulai
Terhempas gemuruh ketika awan t’lah lelah terberai
Kupeluk tepian kebekuan
Ada rentang kasih nan terkulai
Terhempas gemuruh ketika awan t’lah lelah terberai
Tiba saat negeriku bercerita
Tentang kelam hati seorang penista
Di mana baik ditutupi, dan buruk diumbar sana sini
Tentang kelam hati seorang penista
Di mana baik ditutupi, dan buruk diumbar sana sini
Negeri yang ditunggangi penista
Membuat sosok raga sang penyair rebah dalam catatan kelam
;duka lara
Membuat sosok raga sang penyair rebah dalam catatan kelam
;duka lara
“Apakah arti bhineka yang kau agungkan?”
Saat kekata Tuhan kau permainkan,
Saat kekata Tuhan kau permainkan,
Saat kuingat kau ucap lantang,
“Jangan mau dibodohi dengan Al-qur’an”
Sedang, kau pun tak tahu artinya pembodohan
“Jangan mau dibodohi dengan Al-qur’an”
Sedang, kau pun tak tahu artinya pembodohan
Kepadamu, Tuan …http://nengahnyappur.com/pesanku/
Ayub Kumala
Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung
Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung
No comments:
Post a Comment