Monday, March 13, 2017

Maaf

Maaf
Sebait kata
Berjuta makna
Tersirat lara

Susah terucap
Langka didapat
Bermacam alasan belum lengkap
Bila tanpa hati menyayat

Ya hati

 Kupu-kupu Dan Ilalang

Kecil mungil berwarna
Terbang melayang-layang di udara
Mengitari Hirakata Park Rose Garden
Menambah indah kota Osaka

Bunga-bunga bermekaran
Warna-warni mempesona
Melengkung indah layaknya pelangi
Mengeluarkan aroma yang khas

Salju Di Monshcau

Pagi hari nan cerah
Seketika berselimut kabut tipis
Udara dingin menyergap
Butiran-butiran putih halus tak berdosa
Perlahan turun dari langit

Salju pertama di Monschau
Mahakarya yang indah
Menyapa bangunan-bangunan bersejarah
Menambah indah kota tua nan klasik
Memanjakan mata para penikmat seni

Sosok-sosok kecil keluar dari bangunan tua

Secangkir Kopi: Pemuda Desa

Secangkir kopi
Menggaet percakapan di beranda
Pemuda-pemuda desa
Menghirup masa depan; menggantungnya..
Pada sayap-sayap burung gereja

Mereka sudah di kota, tapi..
Ingin lagi ke kota. Kemana?
Tertawa jadi alasan untuk bersama
Mendera kemalangan putus cinta
“Cinta tak selalu dari lawan jenis, kan?”

Meja berpelitur senja..
Lukisan tentang orang tua
Berdua menabur cinta; hasilnya mereka
Pemuda-pemuda desa
Bergerilya dalam aksara yang kuat
Konstruktivistik bangunan dari urat-urat..
Lengan mereka yang gagah

Ah…

Tuesday, March 7, 2017

Realita

Sinar mentari mewarnai bumi
Cerahnya langit mengawali hari
Kau langkahkan kaki dengan ringan
Dari gelap menuju terangnya impian

Senyum manis menghiasi wajahmu
Lugu dan penuh harap
Tersirat keceriaan
Bersiap menjalani realita kehidupan
Yang tidak bisa diduga adanya

Kau penuhi tanggung jawabmu

Ledy Idola Nur Latifah
Penulis Online

Khitbah

Kesunyian kini terikat kuat
Di dinding-dinding kamar
Sebentar lagi, mereka akan runtuh
Atau utuh
Menjadi satu kaset di lemari bernama kepalaku
Rekaman tentang kesedihan-kesedihan hidup bersendirian

Sebelum kita menandai satu angka dalam almanak
Jangan berbesar kepala
Cinta ini, bukan milikmu juga milikku

Clo Risorius
Penulis Online

Rindu Si Garang

Roda gila adu berpacu
Masa putar tak menunggu
Aku, hanya terpaku
Tatap nanar pada simpang jalan itu
Terdiam, menelak sendu
Tertunduk, tergugu
Abai pada lalang yang hanya lalu


Puan Alya
Penulis Online

Secangkir Kopi: Pemuda Desa

Secangkir kopi
Menggaet percakapan di beranda
Pemuda-pemuda desa
Menghirup masa depan; menggantungnya..
Pada sayap-sayap burung gereja

Mereka sudah di kota, tapi..
Ingin lagi ke kota. Kemana?
Tertawa jadi alasan untuk bersama
Mendera kemalangan putus cinta
“Cinta tak selalu dari lawan jenis, kan?”


Tarsisius Ramto Idong
Penulis Buku Suara Hati Dalam Garis Tinta

Tak Diundang

Mariyah, kawanku sayang
Kulihat sinar kebahagiaan
Dalam wajahmu yang menawan
Namun disini ku tertunduk dalam diam

Mariyah, kawanku sayang
Aku, datang untuk rasa kebahagiaan
Dalam acara perkawinanmu sayang
Namun aku tak dihiraukan

Mariyah, sayang….

Nurun Nasihah
Penulis Online

Jalan impian

Sosok kecil mungil
Cerdas dan lucu
Berakhlakul karimah
Bertambah usia
Bersama asa dan impian

Kini…
Dirinya rupawan
Gagah berwibawa
Kokoh tak tergoyahkan

Prestasi ditorehkan
Namanya terukir tinta emas
Tapi itu tidaklah cukup
Ingin lagi…

Bukan demi mereka

Ledy Idola Nur Latifah
Penulis Online

Sebait Rindu

Ra,
Sedari pagi aku t’lah telanjangi kata
Bermandi aksara lalu basah oleh bait-baitnya
Tetes-tetes tinta merintik pada nganga yang tersisa
Timbulkan biru serupa memar pada ujung-ujungnya

Ra,
Lihatlah!
Pada laci puisi
Namamu tersimpan rapi
Berjejer pada bait-bait pertama
Tertulis indah serupa pelangi


Ellinta Nuraini
Penulis Online

Jangan Bilang Bungsumu Jalang

Bu …
Di sini cerah membiru penuh gairah
Meski sebagian abu lebam
Juga angin mulai telanjang
Sesekali menari cumbui alam
Hingga hilang kendali menikam
Telah kusampaikan via instagram
Bungsumu ‘kan pulang dua hari menjelang
Bawang putih pesanan digenggam
Untuk oleh-oleh di kampung Babakan


Dina Nurul
Penulis Online

Petuah Bapak

Bapak bilang
Nduk, telah ku tanam pohon di kepalamu,
Akarnya menjalar di otak, mata dan mulutmu
Kelak ia akan berbuah di dadamu,

Ellinta Nuraini
Penulis Online

Menemukanmu, Menemukanku

Ada satu rahasia..
Yang bisa menjawab pertanyaan
Yang mungkin ada dalam benakmu
Pertanyaan tentang..
Mengapa inderaku selalu mudah merasakanmu?
Pertanyaan tentang..
Mengapa benakku mudah sekali mengingatmu?

Menemukanmu takkan pernah sulit bagiku

Hafidh Riza Perdana
Instagram: @hafidh.riza
Penulis Fiksi Dan Prosa

Di Ujung Gang

Duh, sayang, daku sedih bukan kepalang
Melihatmu di tengah kerusakan
Sebab benda haram yang kau jadikan teman
Tanpa kau sadar dia menghancurkan

Di ujung gang daku lihat kau menghisab
Temanmu, dengan penuh kebahagiaan
Tanpa kau sadar, dirimu jauh dari kewarasan


Nurun Nasihah
Penulis Online

Seorang Penyair Di Halte Tua

Seorang penyair
Memuja lampu jalanan
Di halte tua; tak sendiri

Beribu langkah menderap
Harmoni hidup berkejar-kejaran
Membungkus pahatan

Tarsisius Ramto Idong
Penulis Buku Suara Hati Dalam Garis Tinta

Pasanggiri

Rengat kelojeh di degub para perawi
Melacur; meladah
Memintal helai ucap pun harap melarap
Yang konon mengangguk ubah melangguk

Di sini
Di sebuah pasanggiri dengan padamnya sang najam
Di mana matahari pun memilih geming
Memalap dengan bias-bias lengas
Lalu tertenung kaku

Lelagon dengan cuap-cuaphttp://nengahnyappur.com/pasanggiri/

Arie BS
Bloger di arietombi68.blogspot.co.id

Sebab Aku Adalah Air

Sebab aku adalah air
Maka..
letakkanlah cawan di pancuran
Bukan untuk sepenuhnya menampung

Melainkan..
Agar tak sepenuhnya tetesan itu tersesap
Oleh gersang tanah
Atau menguap oleh sengatan mentari

Sebab aku adalah air
Maka..
Jadilah sealir sungai yang tenang
Lalu giringlah ke muara
Yang pada tepinya terdapat bocah-bocah kerempeng tengah memandikan gembala

Sebab aku adalah air

Ellinta Nuraini
Penulis Online

Pagi, Siang Dan Malam

Ini semak-semak perdu rindu
Aku yang mencari dan selalu mencari
Aku yang melangkah dan melangkah tanpa berhenti
Pada rasa yang masih menjadi buritan

Lengang siang menyambut senja
Sudahkah kita membagi
Membagi hati kepada hati

Petruk Gandrung Berjuang
Peminjam Aksara

Bersama Menuju Surga

Apakah ada seorang yang tahu bisik Tuhan datang?
Merangkak dengan tangis yang berserakan
Mememahami lingkungan; belajar tentang cinta..
Memungut satu dua butir nasi; kenyang?

Menjadi pemenang bukan tujuan, kawan..
Melainkan pekerjaan yang tak ada harganya; sia-sia..

Tarsisius Ramto Idong
Penulis Buku Suara Hati Dalam Garis Tinta

Aku Ditolak Karena Tak Berada

Engkau tau aku tak marah padamu
Saat lelontaran kata menerpaku
Hancurkan asa dan niat baikku

Di mana khitbah sebagai bukti cinta
Tak menemui tempat berlabuhnya
Karena penuhanan materi menutupi hati
Insan yang kini harus kau taati

Mungkin memang kita tidak sekufu
Aku jelata dan engkau berada
Aku tak bisa jaminkan hidup berlimpah mewah

Aku hanya datang dan tawarkan keseriusan
Dengan batas mampuku yang seadanya
Aku hanya bisa jaminkan bahwa aku akan mencintaimu dengan taqwa
Hanya bisa tawarkan bimbingmu bertilawah

Hendrik Candra
Mahasiswa di Universitas Teknokrat Indonesia

Pergi Tak Kembali

Duhai tuan!
Haruskah aku bertanya pada
Hujan mengapa aku selalu jadi santapan malam

Duhai tuan!
Hati ini bukan baja bukan besi yang dapat kau tampar dengan caci maki

Duhai tuan!
Batin ini sakit sakitnya melilit , raga terbujur kaku


Nurun Nasihah
Penulis Online

Aku cemburu

Saat gambar wajahmu bertebaran
Di akun-akun sosial mediamu

Engkau berkata prihal hijrah
Namun engkau buat mataku membelalak gila
Terpaku tampilan cantik khimar lebarmu
Yang dihiasi wajah manis dan senyummu


Hendrik Candra
Mahasiswa di Universitas Teknokrat Indonesia

Lelaki Yang Diceraikan Sunyi

Yang sering mendamba sepi
Dinding-dinding kamar menyelinap
Menjadi rindu
Pada matamu yang dua tahun lalu
Ku pandang dan hilang kabarnya

Kini, kau lebih dekat
Duduk bersimpuh di belakangku
Memakai mukena warisan ibu

Clo Risorius
Penyair